KEHIDUPAN AKHIRAT SEBAGAI TUJUAN UTAMA

KEHIDUPAN AKHIRAT SEBAGAI TUJUAN UTAMA

وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ..
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu  (Q.S al-Qoshosh :77)
وَلَلْآَخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَى  ( الضحى : 4)
“ Dan kehidupan akhirat itu lebih baik bagimu dibandingkan kehidupan dunia”(Q.S ad-Dhuha:4)

Dunia Sebagai Tempat Persinggahan Sementara
مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا  (رواه الترمذي)
“ Tidaklah keberadaanku di dunia ini bagaikan seorang (musafir) yang berkendara, kemudian singgah untuk berteduh di bawah pohon, kemudian bangkit dan meninggalkannya “(H.R at-Tirmidzi dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin)
Masa Hidup di Dunia yang Hanya Sebentar
قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ (112) قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ (113) قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (114) أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ (115) فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا
إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi? Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada yang bisa menghitung. Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Sesembahan yang haq selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia”(Q.S al-Mu’minuun:112-116)
Keadaan Orang Paling Beruntung dan Paling Sengsara di Dunia
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِي
النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا
فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا
وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ   (رواه مسلم)
“ Dari Anas bin Malik beliau berkata : Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : Pada hari kiamat didatangkan seorang penduduk anNaar (neraka) yang paling mendapatkan kenikmatan di dunia, kemudian dia dicelupkan satu celupan ke an-Naar (neraka), kemudian ditanyakan kepadanya : Wahai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kebaikan sebelumnya? apakah engkau pernah merasakan kenikmatan sebelumnya ? Dia berkata : Tidak, demi Allah wahai Tuhanku. Kemudian didatangkan seorang penduduk jannah (surga) yang paling mengalami kesengsaraan di dunia,  kemudian dia dicelupkan satu celupan ke jannah, kemudian ditanyakan kepadanya : Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kesengsaraan sebelumnya, apakah engkau pernah merasakan penderitaan sebelumnya? Dia berkata : Tidak sama sekali Demi Allah, wahai Tuhanku. Tidak pernah sebelum ini aku merasakan penderitaan dan kesengsaraan sama sekali”(H.R Muslim)
Penduduk an-Naar yang Paling Ringan Siksanya
أَهْوَنُ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا أَبُو طَالِبٍ وَهُوَ مُنْتَعِلٌ بِنَعْلَيْنِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ   (رواه مسلم)
“ Penduduk an-Naar yang paling ringan siksanya adalah Abu Thalib. Dia memakai 2 sandal (di neraka) yang bisa mendidihkan otaknya “(H.R Muslim)
Penduduk Jannah yang Paling Rendah Kedudukannya

سَأَلَ مُوسَى رَبَّهُ مَا أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً قَالَ هُوَ رَجُلٌ يَجِيءُ بَعْدَ مَا أُدْخِلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ فَيُقَالُ لَهُ ادْخُلْ الْجَنَّةَ فَيَقُولُ
أَيْ رَبِّ كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ وَأَخَذُوا أَخَذَاتِهِمْ فَيُقَالُ لَهُ أَتَرْضَى أَنْ يَكُونَ لَكَ مِثْلُ مُلْكِ مَلِكٍ مِنْ مُلُوكِ الدُّنْيَا
فَيَقُولُ رَضِيتُ رَبِّ فَيَقُولُ لَكَ ذَلِكَ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ فَقَالَ فِي الْخَامِسَةِ رَضِيتُ رَبِّ فَيَقُولُ هَذَا لَكَ وَعَشَرَةُ
أَمْثَالِهِ وَلَكَ مَا اشْتَهَتْ نَفْسُكَ وَلَذَّتْ عَيْنُكَ  (رواه مسلم)
“ Musa bertanya kepada Rabb-nya tentang siapakah penduduk Jannah yang paling rendah kedudukannya. Yaitu seseorang yang masuk (terakhir) ke jannah setelah penduduk jannah  yang lain telah masuk jannah, kemudian dikatakan kepadanya : Masuklah ke dalam jannah. Ia berkata : Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa masuk jannah, sedangkan semua manusia telah mengambil tempatnya di jannah. Kemudian ditanyakan kepadanya ; ‘Apakah engkau ridha, jika engkau mendapatkan kenikmatan seperti raja-raja di dunia? Dia berkata : Aku ridha wahai Tuhanku. Allah menyatakan : Bagimu seperti itu, kemudian dilipatkan seperti itu, seperti itu, seperti itu, seperti itu. (Dan ketika diucapkan yang ke-5), orang itu berkata : ‘Aku ridha wahai Tuhanku. Allah menyatakan : Engkau mendapatkan seperti itu dan dilipatgandakan 10 x, dan engkau mendapatkan segala sesuatu yang engkau inginkan dan yang indah dalam pandanganmu”(H.R Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan :

وَيُذَكِّرُهُ اللَّهُ سَلْ كَذَا وَكَذَا فَإِذَا انْقَطَعَتْ بِهِ الْأَمَانِيُّ قَالَ اللَّهُ هُوَ لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ قَالَ ثُمَّ يَدْخُلُ
بَيْتَهُ فَتَدْخُلُ عَلَيْهِ زَوْجَتَاهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ فَتَقُولَانِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَاكَ لَنَا وَأَحْيَانَا لَكَ قَالَ
فَيَقُولُ مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُعْطِيتُ    (رواه مسلم)
“ Kemudian Allah mengingatkannya : ‘Mintalah !’ Ketika dia menyebutkan permintaan dan telah tersampaikan semua angan-angannya, Allah menyatakan : bagimu sepuluh kali lipat dari itu. Kemudian dia masuk ke dalam rumahnya diiringi 2 istrinya yang merupakan bidadari dan berkata : Segala puji bagi Allah yang menghidupkan engkau untuk kami dan menghidupkan kami untuk engkau”. Maka dia berkata : Tidak ada seorangpun yang diberi kenikmatan seperti yang aku terima “(H.R Muslim)
Niat Utama adalah Untuk Kebahagiaan di Akhirat
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ
غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ
عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ (رواه الترمذي و ابن ماجه)
“ Barangsiapa yang keinginan tertingginya adalah kehidupan akhirat, maka Allah akan berikan kekayaan pada hatinya, dan Allah akan kumpulkan kemudahan urusan  padanya, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan mudah. Dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai ambisinya, maka Allah akan jadikan kefaqiran di hadapan matanya, dan Allah cerai beraikan urusannya, dan tidaklah datang kepadanya dunia kecuali sekedar yang telah ditaqdrkan untuknya” (H.R at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

0 komentar: