0 komentar

Menolak Pinangan Karena Tidak Sekufu [?]

Tanya : 
“Assalamu’alaikum. Bagaimana maksud sekufu dalam menentukan jodoh? Jika ada seorang ikhwan yang shalih yang bermaksud meminang seorang akhwat yang secara latar belakang ekonomi dan sosial memiliki perbedaan sosial yang cukup jauh (akhwatnya dari keluarga menengah sehingga ortu akhwat tidak bisa menerima). Apakah syar’i jika akhwat menolak pinangan tersebut?”

08193172xxxx
Jawab:
Wassalamu’alaikum wa rahmatullah
Yang dimaksud dengan sekufu adalah kesetaraan. Artinya ada kesetaraan dan kesamaan antara calon suami dengan calon istri dalam hal-hal tertentu. Misalnya sekufu dalam hal harta artinya kekayaan calon suami itu kurang lebih setara dengan kekayaan istri.
Kesetaraan yang disepakati ulama bahkan menyebabkan pernikahan tidak sah jika kesetaraan ini tidak diperhatikan adalah kesetaraan dalam agama. Setara dalam agama artinya agama calon suami dan istri itu sama. Seorang muslimah hanya setara dengan seorang muslim. Para ulama sepakat bahwa seorang wanita muslimah tidak boleh menikah dengan laki-laki kafir (Tanya Jawab Masalah Nikah dari A sampai Z hal 150, terbitan Media Hidayah).

0 komentar

Hitam di Dahi Tanda Niat Tidak Suci

Tanya:
“Bagaimana cara menyamarkan/menghilangkan noda hitam di kening/di jidat karena sewaktu sujud dalam shalat terlalu menghujam sehingga ada bekas warna hitam?”
0281764xxxx
Jawab:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
Yang artinya, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS al Fath:29).
Banyak orang yang salah paham dengan maksud ayat ini. Ada yang mengira bahwa dahi yang hitam karena sujud itulah yang dimaksudkan dengan ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’. Padahal bukan demikian yang dimaksudkan.
Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan ‘tanda mereka…” adalah perilaku yang baik.

0 komentar

Posisi Tangan Ketika Shalat

Pertanyaan: Bagaimana posisi tangan pada saat shalat? Di sebelah kiri, di atas pusar atau di mana yang benar?
Jawaban:
Pendapat yang terkenal dalam madzhab Imam Ahmad menyatakan bahwa saat sholat tangan diletakkan di bawah pusar. Hal ini berdasarkan perkataan Ali radhiyallahu ‘anhu “Termasuk sunnah Nabi adalah meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah pusar.” (HR Ahmad dalam tambahan musnad dalam Fathul Baari 2/262 al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan sanadnya dhaif)
Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa tangan saat sholat diletakkan di atas pusar dan inilah yang ditegaskan oleh Imam Ahmad. Beliau menegaskan bahwa tangan itu diletakkan di atas pusar di bawah dada. Pendapat yang ketiga menyatakan bahwa tangan diletakkan di atas dada dan pendapat ini merupakan pendapat yang paling mendekati kebenaran. Sebenarnya hadits-hadits yang mendukung pendapat ketiga ini mengandung pembicaraan. Akan tetapi hadits yang dibawakan oleh Sahal bin Sa’id di mana beliau mengatakan para shahabat diperintahkan untuk meletakkan tangan kanan di atas hasta tangan kiri di dalam sholat. (HR Bukhari no 740), makna eksplisit dari hadits ini mendukung pendapat yang menyatakan bahwa tangan diletakkan di atas dada. Meskipun hadits-hadits berkenaan dengan hal ini mengandung pembicaraan namun hadits yang paling kuat dalam hal ini adalah hadits yang disampaikan oleh Wail bin Hujr sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di atas dada. (Lihat Ahkamul Janaiz Karya al-Albani hal 118) Inilah tempat meletakkan tangan yang terbaik

0 komentar

Masbuq Jadi Imam untuk Masbuq? Bolehkah ?

Penjelasan ulama mengenai “Masbuq Jadi Imam utk Masbuq”.
وسئل بعضهم: عن مسبوق ائتم بمثله، هل ينويان حالة دخولهما مع الإمام أنه يأتم أحدهما لصاحبه بعد المفارقة؟ أو تكفي بعد السلام، لأنه وقت ائتمامه به؟
Salah seorang Aimah Dakwah an Najdiah (tokoh dakwah salafiyyah di Najd) mendapatkan pertanyaan tentang masbuq yang bermakmum kepada sesama masbuq. Apakah kedua berniat pada saat bergabung dengan jamaah masjid ataukah yang satu bermakmum kepada yang lain setelah berniat mufaraqah (berpisah dengan imam) ataukah cukup dengan salam imam masjid karena setelah imam mengucapkan salam adalah waktu seorang masbuq bermakmum kepada sesama masbuq?
فأجاب: هذه المسألة فيها وجهان لأصحاب أحمد، وبعضهم حكى فيها روايتين؛ قال في الإنصاف: وإن سبق اثنان ببعض الصلاة، فأتم أحدهما بصاحبه في قضاء ما فاتهما، فعلى وجهين.

Jawaban beliau
,
“Dalam masalah ini para ulama Hanabilah memiliki dua pendapat. Sebagian ulama bermazhab Hanbali bahkan ada yang mengatakan bahwa dalam hal ini Imam Ahmad memiliki dua pendapat.
Penulis kitab al Inshaf mengatakan, ‘Jika ada dua orang masbuq lalu yang satu bermakmum kepada yang lain untuk menggenapi kekurangan shalat mereka berdua maka dalam hal ini hanabilah memiliki dua pendapat’.
وحكى بعضهم الخلاف روايتين، منهم ابن تميم:

0 komentar

Berkaos Kaki Tanda Muslimah Sejati? Kaos Kaki Wanita Menurut Syaikh Albani

قال الشيخ الألباني -رحمه الله-أيضا:
أنا أرى أنه لابد أن تلبس قميصا سابغا لظهور قدميها لثبوت ذلك عن بعض أمهات المؤمنين ممكن إذا ظهر باطن قدمها وهي ساجدة مثلا فلا بأس من ذلك ,أما ظاهر القدم لابد من الستر .
Syaikh al Albani mengatakan, “Aku berpandangan bahwa seorang muslimah haruslah memakai long dress yang longgar dan panjang sehingga bisa menutupi punggung telapak kaki karena terdapat riwayat yang sahih dari salah seorang isteri Nabi yang mengatakan demikian. Jika yang nampak ketika shalat adalah bagian dalam telapak kaki seorang muslimah ketika dia dalam posisi sujud maka hukumnya tidak mengapa. Sedangkan punggung telapak kaki harus ditutupi.
(السائل: فإن تعمدت كشف قدميها هل تبطل الصلاة)
Penanya, “Jika ada muslimah yang dengan sengaja menyingkap kedua telapak kakinya apakah shalatnya batal?”
الشيخ : في أي مكان إن تعمدت فالصلاة غير مقبولة (لايقبل الله صلاة حائض إلا بخمار )
Syaikh al Albani mengatakan, “Apapun alasannya jika seorang muslimah dengan sengaja membuka telapak kakinya maka shalatnya tidak diterima karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah tidak menerima shalat seorang wanita yang sudah balig kecuali jika mengenakan kerudung”.

0 komentar

Onani?? Adakah Yang Diperbolehkan??

Fatawa Lajnah Daimah no 15157
الحمد لله وحده ، والصلاة والسلام على من لا نبي بعده ، وبعد :
فقد اطلعت اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء على ما ورد إلى سماحة الرئيس العام من فضيلة : ضابط التوعية الإسلامية بمستشفى القوات المسلحة ، والمحال إلى اللجنة من الأمانة العامة لهيئة كبار العلماء برقم (622) وتاريخ 7 / 2 / 1413 هـ, وقد سأل فضيلته سؤالا هذا نصه :
Lajnah Daimah mengatakan bahwa Kepala Sesi Kerohanian RS Angkatan Bersenjata Arab Saudi mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
أفيد فضيلتكم بأنه يرد إلينا من مستشفيات القوات المسلحة
أسئلة عن حكم إجراء العادة السرية في المختبر بالمستشفيات لغرض التحليل من مشكلة العقم ، بحيث يتم تسليم العينة للمختبر بعد عشر دقائق من خروج المني ، ولا يصلح بعد خروجه بمدة طويلة .
“Perlu kami sampaikan pihak rumah sakit sering mengajukan pertanyaan kepada sesi kerohanian mengenai hukum laki-laki yang melakukan onani di laboratorium RS untuk kepentingan pemeriksaan sperma untuk mengetahui sebab kemandulan sehingga sperma tersebut bisa diserahkan ke pihak laboratorium sepuluh menit setelah keluarnya sperma. Perlu diketahui bahwa sperma yang telah keluar dalam jangka waktu lama itu tidak lagi cocok untuk pengecekan.

0 komentar

Mukmin Satu dan Lainnya Bagai Dua Tapak Tangan

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan,
فَإِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْيَدَيْنِ تَغْسِلُ إحْدَاهُمَا الْأُخْرَى . وَقَدْ لَا يَنْقَلِعُ الْوَسَخُ إلَّا بِنَوْعِ مِنْ الْخُشُونَةِ ؛ لَكِنَّ ذَلِكَ يُوجِبُ مِنْ النَّظَافَةِ وَالنُّعُومَةِ مَا نَحْمَدُ مَعَهُ ذَلِكَ التَّخْشِينَ .
“Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin yang lain itu bagaikan dua buah telapak tangan manusia. Telapak tangan yang satu itu membasuh telapak tangan yang lain. Terkadang kotoran itu tidaklah hilang kecuali dengan gosokan yang cukup keras akan tetapi dengan hal tersebut tangan bisa bersih dan segar. Karena itu, kita nilai gosokan yang keras tersebut sebagai suatu tindakan yang terpuji” (Majmu Fatawa 28/53-54).
Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain” (HR Bukhari no 6551 dan Muslim no 2580 dari Ibnu Umar).
Di antara hak persaudaraan adalah kasih sayang sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan,
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (QS al Fath:29).
Tentang ayat ini, Qotadah berkata, “Allah letakkan sifat kasih sayang antara satu dengan yang lain dalam hati mereka” (Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan, al Tafsir al Mukhtashar al Shahih hal 546).
Dalam Tafsir Jalalain (Hasyiah al Shawi 4/134) termaktub, “Mereka saling mendukung dan saling mencintai bagaikan kasih sayang orang tua dengan anaknya”.
Ibnu Katsir berkata, “Inilah sifat orang-orang yang beriman. Mereka keras dan tegas dengan orang kafir namun kasih sayang dan suka berbuat baik dengan manusia-manusia pilihan (baca: orang yang beriman). Wajah mereka penuh dengan amarah dan masam di hadapan orang-orang kafir akan tetapi penuh dengan senyuman dan ceria di hadapan saudaranya sesama orang yang beriman” (Tafsir al Qur’an al Azhim 4/260, cetakan Dar as Salam Riyadh).

0 komentar

Mendahulukan Hak Suami dari Orang Tua

Tanya:
Assalamu’alaikum. Mana yang harus didahulukan bagi seorang istri antara berbakti kepada suami dan mengurusi anak, dengan berbakti dan mengurus orang tua? Keduanya tidak bisa dikerjakan secara bersamaan karena tempat tinggal yang saling berjauhan. Memilih salah satunya berarti mengabaikan yang lain. Dua adik belum menikah dan masih tinggal dengan orang tua. Jazakumullah. Nuryati Wassalam. 08139xxxx
Jawab:
Wassalamu’alaikum warahmatullah,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا ».
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud kepada yang lain tentu kuperintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya” (HR Tirmidzi no 1159, dinilai oleh al Albani sebagai hadits hasan shahih).
Ketika menjelaskan hadits di atas penulis Tuhfatul Ahwadzi mengatakan, “Demikian itu dikarenakan banyaknya hak suami yang wajib dipenuhi oleh istri dan tidak mampunya istri untuk berterima kasih kepada suaminya. Dalam hadits ini terdapat ungkapan yang sangat hiperbola menunjukkan wajibnya istri untuk menunaikan hak suaminya karena tidak diperbolehkan bersujud kepada selain Allah”.
Berdasarkan hadits di atas maka seorang istri berkewajiban untuk lebih mendahulukan hak suami dari pada orang tuanya jika tidak mungkin untuk menyelaraskan dua hal ini.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Seorang perempuan jika telah menikah maka suami lebih berhak terhadap dirinya dibandingkan kedua orang tuanya dan mentaati suami itu lebih wajib dari pada taat orang tua” (Majmu Fatawa 32/261).

0 komentar

Jagalah Lisanmu!

Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawab” (QS al Isra:36).
Tentang ayat ini Ibnu Abbas mengatakan sebagaimana penuturan al ‘Aufi, “Janganlah engkau menuduh seseorang dengan sesuatu yang engkau tidak memiliki pengetahuan tentang kebenarannya”. Sedangkan Muhammad bin al Hanafiyah mencontohkan bahwa yang dimaksud adalah larangan melakukan persaksian palsu. Qotadah berkata, “Janganlah engkau mengatakan ‘Aku melihat demikian’ padahal engkau tidak melihatnya, ‘Aku mendengar demikian’ padahal engkau tidak mendengarnya, ‘Aku tahu demikian’ padahal engkau tidak mengetahuinya. Sesungguhnya Allah akan menanyaimu tentang semua itu”.
Kesimpulan dari uraian di atas, menurut Ibnu Katsir, adalah sesungguhnya Allah melarang berkata-kata tanpa dasar ilmu namun sekedar praduga tanpa dasar…. Semua hal itu yaitu mendengar, melihat dan hati akan dimintai pertanggungjawaban pada hari Kiamat nanti. Seorang hamba akan ditanya tentang tiga hal tadi dan apa yang dilakukan oleh ketiganya. (Lihat Tafsir al Qur’an al ‘Azhim hal 285, Syamilah)

0 komentar

Jangan Ejek Saudaramu! Innamal Mukminu Ikhwah!

Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (QS al Hujurat:11).

Terkait dengan ayat ada dua catatan kaki yang ada dalam terjemah DEPAG RI yaitu:
1. Jangan mencela dirimu sendiri, maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karena orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
2. Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti hai fasik, hai kafir dan sebagainya.
Ahmad ash Shawi al Maliki mengatakan, “Makna ayat adalah janganlah seorang itu mengolok-olok yang lain karena boleh jadi pihak yang diolok-olok itu lebih agung dan mulia dibandingkan pihak yang mengolok-olok.

0 komentar

Bahaya Ikhtilat, Campur Baur Pria – Wanita

Sebatas pengetahuan saya sampai saat ini ulama yang paling terdahulu dalam membahas bahaya ikhtilat atau campur baur antara laki-laki dengan perempuan adalah Ibnul Qoyyim dalam bukunya al Thuruq al Hukmiyyah fi al Siyasah al Syar’iyyah tepatnya pada hal 407-408, sebagaimana dalam terbitan Mathba’ah al Madani Kairo. Berikut ini adalah kutipan perkataan beliau di buku tersebut.
ولا ريب أن تمكين النساء من اختلاطهن بالرجال أصل كل بلية وشر وهو من أعظم أسباب نزول العقوبات العامة كما أنه من أسباب فساد أمور العامة والخاصة
Ibnul Qayyim mengatakan, “Tidaklah diragukan bahwa memberi kesempatan kepada para perempuan untuk ikhtilat atau bercampur baur dengan para laki-laki adalah pangkal segala bala dan kejelekan. Ikhtilat itu termasuk sebab yang paling penting untuk turunnya hukuman Allah yang bersifat merata sebagaimana ikhtilat adalah di antara sebab kerusakan masyarakat dan individu.
واختلاط الرجال بالنساء سبب لكثرة الفواحش والزنا وهو من أسباب الموت العام والطواعين المتصلة
Ikhtilat para laki-laki dengan perempuan adalah sebab timbulnya berbagai tindakan keji dan perzinaan. Sedangkan zina adalah sebab banyaknya orang yang mati dan wabah penyakit yang silih berganti.
ولما اختلط البغايا بعسكر موسى وفشت فيهم الفاحشة أرسل الله عليهم الطاعون فمات في يوم واحد سبعون ألفا والقصة مشهورة في كتب التفاسير

0 komentar

Fatwa Al Lajnah Ad Daimah: Bacaan Al Quran untuk Nada Tunggu



أحيانا نضطر لقطع المكالمة الهاتفية ونطلب من المتصل الانتظار قليلاً من أجل الانشغال بمكالمة أخرى أهم قد تطول مدتها، وقد نحول الشخص المتصل على من يريد فينتظر بعض الوقت حتى يرد عليه .
Terkadang kami kebingungan untuk memutus pembicaraan via telepon dan kami meminta orang yang menghubungi kami untuk menunggu beberapa saat lamanya dikarenakan ada pembicaraan yang lebih penting dengan orang lain (telepon yang ditanyakan bisa menerima dua penelepon, pent) yang terkadang waktu menunggu tersebut cukup lama. Terkadang kami mengalihkan penelepon kepada orang yang ingin dia hubungi, akibatnya penelepon tersebut harus menunggu beberapa saat sehingga penelepon tersambung dengan orang yang dia inginkan.
وخلال فترة الانتظار المذكورة يمكن للمتكلم أن يسمتع إلى مادة مسجلة مناسبة ، ولقد رغبنا أن نملأ فترة الانتظار هذه بمادة دينية سواء مقاطع من القرآن الكريم أو من الأحاديث الشريفة . فما حكم هذا العمل ؟ مع العلم أن المكالمات قد يدخل فيها الجد والهزل حسب الأشخاص المتحدثين
Selama masa menunggu tersebut, penelepon bisa mendengarkan suara rekaman yang sesuai. Kami ingin mengisi masa jeda tersebut dengan rekaman materi keagamaan baik berupa potongan ayat al Qur’an atau kutipan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam\. Apa hukum perbuatan semisal ini? Perlu diketahui bahwa pembicaraan via telepon tersebut terkadang diselingi omongan serius atau guyonan tergantung penelepon.

0 komentar

Memahami Silaturrahim

Tanya:
Apakah silaturahmi hanya boleh dilakukan dalam lingkungan keluarga sendiri, tidak boleh pada lingkungan orang lain? 081548843xxx
Jawaban:
Silaturahmi diambil dari kata-kata shilah dan rahim. Shilah berarti menyambung sedangkan rahim atau rahm adalah kekerabatan atau sebab-sebabnya (Mu’jam Wasith 1/335).
Terdapat perselisihan di antara ulama tentang batasan kerabat yang wajib disambung dan haram untuk diputus. Ada tiga pendapat dalam hal ini.
Pertama, kerabat yang masih berstatus mahram. Artinya seandainya salah satunya laki-laki dan yang lain perempuan maka tidak boleh menikah. Menurut pendapat ini maka anak paman dan anak bibi tidak termasuk kerabat yang tetap wajib disambung. Ulama yang berpendapat semisal ini beralasan terlarangnya menikahi seorang perempuan dengan bibinya sekaligus. Hal ini tidaklah diharamkan melainkan karena dikhawatirkan putusnya hubungan kekerabatan. Sehingga jika bukan mahram maka tidak ada hubungan kekarabatan yang dikhawatirkan putus.
Kedua, kerabat yang masih berstatus ahli waris. Yang berpendapat semisal ini berdalil dengan hadits,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ قَالَ « أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ ».
Dari Abu Hurairah, ada seorang yang bertanya, “Ya, rasulullah siapakah orang yang paling berhak kuperlakukan dengan baik?” Nabi bersabda, “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kemudian kerabat yang dekat dan yang dekat” (HR Muslim no 6665).
Dalam hadits ini hubungan yang Nabi perintahkan untuk tetap dipelihara adalah kerabat yang dekat. Yang dimaksud kerabat yang dekat adalah yang masih berstatus ahli waris.

0 komentar

Jadilah Lelaki Pertama Di Hatinya!

قال البجيرمي: وفي البكارة ثلاث فوائد:
Al Bijairumi mengatakan, “Menikahi bikr atau gadis itu memiliki tiga manfaat sebagai berikut:
إحداها أن تحب الزوج الاول وتألفه، والطباع مجبولة على الانس بأول مأولف، وأما التي مارست الرجال فربما لا ترضى ببعض الاوصاف التي تخالف ما ألفته فتكره الزوج الثاني.
Pertama, dia akan mencintai dan akrab dengan suaminya yang pertama. Manusia memiliki karakter untuk merasa nyaman dengan hal pertama kali yang dia kenal. Sedangkan wanita yang telah berpengalaman dengan banyak laki-laki maka boleh jadi dia tidak suka dengan sebuah sifat atau perilaku yang berbeda dengan perilaku yang telah biasa dia terima akhirnya dia kurang suka dengan suami yang kedua.
الفائدة الثانية أن ذلك أكمل في مودته لها.
Kedua, memiliki istri gadis untuk menjadi sebab suami memiliki cinta yang lebih sempurna kepadanya
الثالثة: لا تحن إلا للزوج الاول.

0 komentar

Di Masa Muda Bergelimang Maksiat

Tanya, “Apakah orang yang di masa mudanya bergelimang maksiat kemudian bertaubat dan memiliki sifat orang-orang yang taat itu bisa dinilai bagian dari orang-orang yang taat?
Jawab:
Siapa saja yang bertaubat maka Allah pasti menerima taubatnya. Orang yang bertaubat dari suatu dosa itu bagaikan orang yang tidak pernah melakukannya sama sekali. Orang yang melakukan maksiat lalu bertaubat, boleh jadi keadaannya malah lebih baik setelah dia menyesal dan bertaubat dengan taubat nashuha. Jika setelah itu dia iringi dengan iman dan memperbanyak amal shalih maka dosa-dosanya akan diganti dengan pahala sebagai anugrah dan kebaikan dari Allah.
Dengan demikian, keadaannya setelah bertaubat itu malah lebih baik.
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (68) يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ

0 komentar

Haramnya Salon Muslimah

Fatwa Lajnah Daimah no 16965
س : إنني فتحت كوافير للسيدات ، ويشهد علي الله بأنني لم أنمص الحواجب ، ولم أصل الشعر ، حتى الصبغات ، ولكن الآن أزين العرائس المحجبات والمتبرجات ، وبعض الأخوات قالوا : إن تزيين العروسة المتبرجة حرام ، وأنا يا أخي في عذاب الضمير والخوف من الله ،
Pertanyaan, “Aku membuka usaha salon khusus wanita. Allah lah saksinya bahwa dalam menjalankan salon ini aku tidak mau melakukan pencabutan bulu alis, menyambung rambut bahkan menyemir rambut. Akan tetapi saat ini aku melayani tata rias pengantin wanita baik yang berjilbab ataupun tidak. Ada sebagian muslimah yang mengatakan bahwa tata rias penganten wanita yang tidak berjilbab itu hukumnya haram. Saudaraku saat ini hatiku sedang tersiksa dan merasa takut kepada Allah.
وذهبت إلى بعض الإخوة في فارسكور ، البعض قال : هذا حرام وعليك أن تزيني العروسة المحجبة ، والبعض الآخر قال : ليس حرام ، لأنك تزيني العروسة لزوجها .
Hal ini lantas kutanyakan kepada sebagian orang. Ada yang mengatakan bahwa tata rias penganten wanita itu hukumnya haram. Ada juga yang mengatakan bahwa hal itu tidaklah haram karena penganten wanita tersebut kurias untuk suaminya”.

0 komentar

Muraqabah Allah (Merasa Selalu Diawasi Allah)

Kajian kali ini sangat urgen sekali untuk direnungi sekaligus diamalkan, sebab hanya dengan begitu semua amalan kita akan dapat bernilai. Betapa tidak, bukankah ketika melakukan suatu amalan, seorang hamba selalu berharap agar diganjar oleh Allah dan dinilai-Nya ikhlash karena-Nya bila amalan itu baik dan bila amalan itu buruk, pastilah seorang hamba takut ada yang mengetahuinya. Padahal semua itu pastilah diketahui oleh Allah sebab Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Karena itu, sudah sepantasnyalah seorang hamba merasa dirinya selalu diawasi oleh Allah sehingga semua amalannya terjaga dan dijalankan dengan sebaik-baiknya. Ini semua, tentunya berkat penjagaan seorang hamba terhadap Rabbnya di mana buahnya, Rabbnya pun akan selalu menjaganya.

Naskah Hadits
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً, فَقَالَ: يَا غُلاَمُ, إِنّي أُعَلّمُكَ كِلمَاتٍ: إِحْفَظِ الله يَحْفَظْكَ, إِحْفَظِ الله تجِدْهُ تجَاهَكَ, إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ الله, وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بالله, وَاعْلَمْ أَنّ الأُمّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ الله لَكَ, ولو اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرّوكَ إِلاّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ الله عَلَيْكَ, رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفّتِ الصّحُف». قال: هَذَا حَديثٌ حسنٌ صحيحٌ.
Dari Ibn ‘Abbas RA., dia berkata, “Suatu hari aku berada di belakang Nabi SAW., lalu beliau bersabda, ‘Wahai Ghulam, sesungguhnya ku ingin mengajarkanmu beberapa kalimat (nasehat-nasehat), ‘Jagalah Allah, pasti Allah menjagamu, jagalah Allah, pasti kamu mendapatinya di hadapanmu, bila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila kamu minta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, bahwa jikalau ada seluruh umat berkumpul untuk memberikan suatu manfa’at bagimu, maka mereka tidak akan dapat memberikannya kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu, dan jikalau mereka berkumpul untuk merugikanmu (membahayakanmu) dengan sesuatu, maka mereka tidak akan bisa melakukan itu kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu. Pena-pena (pencatat) telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. at-Turmudzy, dia berkata, ‘Hadits Hasan Shahih’. Hadits ini juga diriwayatkan Imam Ahmad)

0 komentar

JALAN-JALAN SURGA


عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه، قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي اْلجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ: لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ اْلخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ اْلخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ اْلمَاءُ النَّارَ وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ. ثُمَّ تَلاَ: (تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ اْلمَضَاجِعِ) حَتَّى بَلَغَ (يَعْمَلُونَ). ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ اْلأَمْرِ كُلِّهِ وَعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ، وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ اْلجِهَادُ، ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذلِكَ كُلِّهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا نَبِيَّ اللهِ، فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ: كُفَّ عَلَيْكَ هذَا، قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ، فَقَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ -أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ- إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ.


Dari Mu'adz bin Jabal RA, ia mengatakan, "Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang amalan yang akan mema-sukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka.' Beliau bersabda, 'Sungguh kamu bertanya tentang suatu yang besar, dan sesungguhnya itu sangat mudah bagi siapa yang dimudahkan oleh Allah: yaitu kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah.' Kemudian beliau bersabda, 'Maukah aku tunjukkan kepadamu tentang pintu-pintu kebajikan? Puasa adalah perisai, sedekah menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat yang dilakukan seseorang di tengah malam.' Kemudian beliau membaca:'Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya' hingga 'yang telah mereka kerjakan.' (as-Sajdah: 16-17). Kemudian beliau bertanya, 'Maukah aku beritahukan kepadamu tentang pokok urusan, tiangnya, dan puncaknya?' Aku menjawab, 'Tentu, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Pokok segala urusan ialah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya ialah jihad. Kemudian beliau bertanya, 'Maukah aku beritahukan kepadamu tentang inti semua itu?' Aku menjawab, 'Tentu, wahai Rasulullah. Lantas beliau memegang lisannya, seraya bersabda, 'Tahanlah ini padamu.' Aku bertanya, 'Wahai Nabi SAWllah, apakah kami akan dihukum karena apa yang kami ucapkan?' Beliau menjawab, 'Semoga ibumu kehilangan kamu! (ung-kapan terkejut). Tidak ada yang menjatuhkan wajah manusia -atau beliau bersabda, 'Leher manusia,'- ke dalam neraka, melainkan hasil lisan mereka (yang buruk)." (HR. at-Tirmidzi, dan ia menilai se-bagai hadits hasan shahih).*

SYARAH

Imam an-Nawawi berkata
:

Sabdanya, "Dzirwatu sanamihi," yakni, yang tertingginya. Dan Milaku asy-Syai' dengan kasrah mim, artinya, tujuannya.

0 komentar

HAK-HAK ALLAH Subhanahu wata'ala

عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الخُشَنِيِّ جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رضي الله عنه، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: إِنَّ اللهَ فَرَضَ فَرَائِضَ، فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْدًا فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ، فَلاَ تَبْحَثُوْا عَنْهَا.


Dari Abu Tsa'labah al-Khusyani Jurtsum bin Nasyir ra, dari Rasulullah saw, beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menetapkan kewajiban-kewajiban maka jangan menyia-nyiakannya, menentukan berbagai batasan maka jangan melanggarnya, mengharamkan berbagai hal maka jangan melakukannya, dan mendiamkan banyak hal sebagai rahmat bagi kalian, bukan karena lupa, maka jangan mencari-cari (ma-salah tentangnya)." (Hadits hasan, riwayat ad-Daruquthni dan selainnya).(Ini adalah hadits ke-31 dari hadits-hadits yang terdapat dalam kitab “al-Arba’in” karya al-Imam an-Nawawi) [1]

SYARAH

Imam an-Nawawi berkata
:

Sabdanya, "Mengharamkan berbagai hal maka jangan melakukannya." Yakni, jangan memasukinya.

Dan sabdanya, "Dan mendiamkan banyak hal sebagai rahmat bagi kalian." Telah disebutkan maknanya.

0 komentar

AMAL ITU TERGANTUNG PENUTUPNYA

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَحْمنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ y، قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللهِ a وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا نُطْقَةً ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ، فَوَالَّذِي لاَ إِلهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا.


Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud ra, ia mengatakan, "Rasulullah saw menceritakan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiq al-Mashduq (yang benar lagi dibenarkan perkataannya), Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk sperma, kemudian menjadi segumpal darah seperti (masa) itu, kemudian menjadi segumpal da-ging seperti itu pula. Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan dengan empat kalimat: menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau ba-hagia. Demi Allah yang tiada Ilah selainNya! Sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal satu hasta, tapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka lantas ia memasukinya. Dan sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak antara diri-nya dengan neraka hanya tinggal satu hasta, tapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga lantas ia memasukinya." (HR. al-Bukhari dan Muslim). (Muttafaq 'alaih: al-Bukhari, no. 3208; dan Muslim, no. 2643)

SYARAH

Imam an-Nawawi


Pernyataan, "Dan beliau adalah ash-Shadiq al-Mashduq (yang benar lagi dibenarkan perkataannya)." Yakni, Allah bersaksi bahwa dia adalah orang yang benar. Sedangkan mashduq, bermakna mushaddaq fih (orang yang dibenarkan).

0 komentar

ORANG YANG DIHARAMKAN MASUK NERAKA

فإن الله حرم علي النار من قال لاألاأله ألا الله يبتغي بذلك وجه الله
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan “Laa illaha illallah” karena menginginkan ridha Allah.”(HR.Al-Bukhari dan Muslim dari Shabat ‘Itban radhiyallahu ‘anhu)
Hadits di atas adalah salah satu hadits dari sekian banyak hadits yang menjelaskan tentang keutamaan Tauhid. Bahwasanya orang yang mengucapkan kalimat ini akan dijauhkan dari api neraka. Hadits diatas adalah bantahan terhadap kaum murjiahyang mereka berkata,”cukuplah kita mengucapkan kalimat “Laa illaha illallah”tanpa berusaha untuk mendapatkan wajah Allah (tanpa mau beramal).
Penjelasan hadits:
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsimin bekata tentang hadits ini, Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam فإن الله حرم علي النار :yaitu Allah melarang/mencegah neraka untuk mengenai orang tersebut. Dan sabda beliau من قال لاألاأله ألا الله:siapa yang mengucapkan dengan syarat ikhlas, dengan dalil sabda beliau يبتغي بذلك وجه الله :mengharap wajah Allah, dan barang siapa yang mencari wajah Allah maka dia harus beramal dan berusaha untuk mendapatkan wajah Allah tersebut, karena seseorang yang menginginkan sesuatu maka dia harus berusaha untuk sampai kepada tujuannya.(Qoulul mufid syarah kitab Tauhid jilid pertama) Demikian pula orang yang mengucapkan laa ilaha illallah dia juga harus beramal supaya bisa mendapatkan keutamaan dan pahala yang Allah janjikan dan sediakan untuk orang-orang yang mengucapkan kalimat ini. Amal atau usaha yang pertama yang harus dilakukan adalah dia mengetahui atau berilmu tentang kalimat ini, karena Amalan yang tidak dilandasi ilmu maka amalan itu tidak diterima. Ilmu yang di maksud adalh ilmu yang berkaitan dengan makna, syarat-syarat, konsekuensi serta pembatal-pembatal laa ilaha illallah. Berikut ini beberapa penjelasan tentang tentang syarat-syarat Laa ilaha illallah.

0 komentar

BAGAIMANA MEMANFAATKAN WAKTU?

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

لا تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن عمره فيما أفناه وعن علمه فيما فعل به و عن ماله من أين اكتسبه وعن جسمه فيما أبلاه"
”Tidak bergeser kaki kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, hingga ditanya tentang empat perkara, tentang umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya bagaimana dia amalkan, hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan dan tentang tubuhnya bagaimana dia memanfaatkanya.” (HR. at-Tirmidzi, dan menurut beliau derajatnya hasan shahih)
Siapakah yang bertanya dalam hadits ini? Dia adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala Rabb/Tuhan semesta alam, pada hari di mana seseorang tidak bisa memberi manfaat kepada selainnya dan keputusan hari itu hanya ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apakah sudah engakau persiapkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan diatas?
Benar, kita akan ditanya pada hari kiamat tentang perkara-perkara di atas, dan yang paling penting adalah tentang umur kita yang itu adalah rangkaian dari menit-menit dan detik-detik, yang nafas-nafas kita berhembus dan tidak mungkin akan terulang. Diriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri rahimahullah bahwa dia berkata:

0 komentar

PENGHAPUS-PENGHAPUS DOSA

Hapus Dosa
Termasuk bentuk kemurahan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada kita adalah, Dia mensyari’atkan kepada kita sebagian amalam-amalan yang dapat menhapuskan dosa dan kesalahan. Dan sebagiannya telah datang dalam Al-Quran dan yang lainnya dalam as-Sunnahm Imam al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah telah menulis sbuah kitab dengan judul “Ma’rifatul Khishaal Mukaffiratu adz-Dzunub al-Muqaddamah Wa al-Muakhkharah” yang artinya “Mengetahui Penghapus-Penghapus Dosa Yang Lalu dan Yang Akan Datang” dan kami telah meringkas perkara-perkara tersebut dari kitab ini dan selainnya yang membahas tema yang sama yaiut tentang hal-hal yang bisa menhapuskan dosa. Kami meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan Asmaul Husna dan Sifatnya yang tinggi agar memberikan manfaat kepada kami dan kepada seluruh kaum muslimin dengan apa-apa yang ada di dalamnya. Dan berikut ini sebagian amalan yang dapaat menhapuskan dosa:

1.Menyempurnakan wudhu dan berjalan menuju masjid

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ألا أدلكم على ما يمحو الله به الخطايا ويرفع به الدرجات قالوا بلى يا رسول الله قال إسباغ الوضوء على المكاره وكثرة الخطا إلى المساجد وانتظار الصلاة بعد الصلاة فذلكم الرباط فذلكم الرباط فذلكم الرباط

رواه مالك ومسلم والترمذي والنسائي وابن ماجه بمعناه
“Apakah kalian mau aku tunjukkan sesuatu dengannya Allah menghapuskan dosa dan ,meningkatkan derajat?” mereka berkata:’Tentu wahai Rasulullah ‘. Beliau menjawab:”Sempurnakanlah wudhu walaupun dalam kondisi tidak menyenangkan, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat, maka itu adalah ribath, itu adalah ribath, itu adalah ribath (berjaga-jaga di daerah perbatasan musuh)” (Dtrtwayatkan oleh Imam Malik, Muslim, at-Tirmidzi dll. Lihat Shahih at-Targhib wa at-Tarhiib 185)

0 komentar

Tiga Orang yang Pasti Doanya Dikabulkan


Dari Abu Hurairah Radiyallahu 'Anhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
ثلاث دعوات مستجابات لا شك فيهن : دعوة المظلوم ودعوة المسافر ودعوة الوالد على ولده
“Ada tiga doa yang pasti dikabulkan tanpa ada keraguan padanya : doanya orang yang terdholimi, doanya seorang musafir dan doa jeleknya orang tua pada anaknya”.

(Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud No.1536, dan Imam At-Tirmidzi No. 3442. Imam At-Tirmidzi mengatakan : hadits hasan. Imam Suyuti pada kitab Al Jami’ Ash Shoghir memberinya tanda shohih)

Kosa Kata Hadits :
لا شك فيهن : maksudnya tidak ada keraguan dalam hal dikabulkannya tiga doa tersebut.

الوالد : ibu termasuk dalam katagori “الوالد “ dalam keutamaan ini. Tidak disebutnya ibu dalam hadits ini dikarenakan bahwa doanya lebih berhak untuk dikabulkan. Karena, beban yang dipikul oleh ibu lebih berat dari ayah. Dialah yang telah mengandung anaknya dengan susah payah dan telah melahirkanya dengan susah payah pula.

0 komentar

Tiga Orang yang Pasti Ditolong Oleh Allah


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda :

ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُم : الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ يُرِيدُ الْعَفَافَ
“Tiga orang yang pasti Allah akan menolong mereka : orang yang berjihad di jalan Allah, Mukatab yang ingin menebus dirinya dan orang yang menikah dengan tujuan menjaga dirinya (dari yang haram)”

(Hadits tersebut dikeluarkan oleh At-Tirmidz 4/184, Nasa’i 6/61, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 2/160. At-Tirmidzi mengatakan : hadits hasan, Al-Hakim menyatakan shahih berdasarkan syarat Muslim dan disetujui oleh Ad-Dzahabi )

0 komentar

MATA PENCAHARIAN YANG PALING AFDHOL

عن رفاعة بن رافع رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم سئل أي الكسب أطيب؟ قال: يا قال : عمل الرجل بيده وكل بيع مبرور ،رواه البزار وصححه الحاكم
Dari Rifa’ah bin Rafi’ radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya:”Apakah pekerjaan yang paling baik/afdhol?” Beliau menjawab:”Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri (hasil jerih payah sendiri), dan setiap jual beli yang mabrur. (Hadits riwayat al-Bazzar dan dishahihkan oleh al-Hakim rahimahumallah)
Takhrij Hadits:
Hadits ini shahih dengan banyaknya jalur periwayatannya. Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata:”Diriwayatkan oleh al-Bazzar dan dishahihkan oleh al-Hakim”, beliau berkata di dalam kitab beliau at-Talkhish:”Diriwayatkan oleh al-Hakim dan ath-Thabrani, dan di dalam bab ini ada hadits juga dari Ali bin Abi Thalib, Ibnu ‘Umar radhiyallahu'anhum. Hal itu disebutkan oleh Abi Hatim rahimahullah. Ath-Thabrani mengeluarkan (meriwayatkan) di dalam kitab al-Ausath hadits dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu'anhuma, dan para perawinya La Ba’sa (tidak ada masalah)
Disebutkan di dalam kitab Bulughul Amani:”Diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah dan dikeluarkan oleh as-Suyuthi di dalam Jami’us Shaghir, dan diriwayatkan oleh al-Baihaqi secara Mursal, dan dia berkata:’Inilah yang mahfuzh Wallahu A’lam”.

0 komentar

SALAH SATU TANDA BAIKNYA ISLAM SESEORANG

عن أبي هريرة -رضي الله عنه- عن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: مِن حُسْنِ إسلام المرء تركه ما لا يَعنيه حديث حسن، رواه الترمذي وغيره هكذا.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:”Salah satu tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.”(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan yang lainnya seperti ini)
Takhrij hadits
Shahih lighairihi, yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (2419) dan Ibnu Majah (3976) melalui jalan al-Auza’i, dari Qurrah bin ‘Abdirrahman bin Huyau-il, dari az-Zuhri, dari Abu Salamah radhiyallahu 'anhu.
Sanad ini hasan dan rijalnya (periwayat) pun tsiqah, kecuali Qurrah bin ‘Abdirrahman bin Huyau-il, karena dia adalah seorang shaduq yang meriwayatkan beberapa hadits munkar. Ia mempunyai syagid (penguat) dari hadits ‘Ali bin al-Husain bin ‘Ali secara nursal yang diriwayatkan oleh Imam Malik (II/903) dan dari jalan ini yang juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (2420). Secara menyeluruh dapat dikatakan, bahwa hadits tersebut shahih ligahairihi.

0 komentar

KETIKA MUSIBAH DAN KESEDIHAN MENERPA

Kepada semua orang yang hatinya dipenuhi dengan kesedihan dan kegundahan, sesungguhnya salah satu sifat dunia ini wahai saudara tercinta dan saudara yang mulia adalah bahwasanya dia adalah tempat ujian, kesusahan, kegundahan, kesengsaraan dan musibah kecuali bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk melaluinya. Dan ini adalah salah satu perbedaan antara dunia dengan Surga. Bukankah Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:

(( لقد خلقنا الإنسان في كبد ))
”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.”(QS. Al-Balad: 4)
Dan bukankah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

(( ولنبلونكم بشئ من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات وبشر الصابرين)) ..
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”(QS. Al-Baqarah: 155)
Bukankah manusia-manusia terbaik yaitu para Nabi dan Rasul 'alaihimussalam seluruhnya, dan bahkan Nabi dan Rasul terbaik, pemimpin manusia yaitu Nabi dan kekasih kita, Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam juga mengalami cobaan-cobaan dan kesedihan-kesedihan…? lihat dan bacalah sirah (perjalanan) beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan sirah seluruh para Nabi dan Rasul 'alaihimussalam, maka akan jelas bagi hakekat ini!!!

0 komentar

ISTIQOMAH SEBAGAI SEBUAH JALAN HIDUP

Pengertian Istiqomah
Istiqomah adalah berpegang teguh dengan agama dan kokoh (tegar dan tidak goyah) di atasnya.
Ibnu Rajab al-Hanbali di dalam bukunya “Jami’ul Ulum wal Hikam” mengatakan:”Istiqomah adalah penempuhan jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, tanpa adanya pembengkokan ke kanan maupun ke kiri. Dan hal itu mencakup ketaatan secara keseluruhan, baik lahir maupun bathin, serta meninggalkan segala bentuk larangan.
Hukum Istiqomah
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan Nabi-Nya (Muhammad) shallallahu 'alaihi wasallam dan para pengikut beliau untuk beristiqomah baik dalam aqidah, syari’at, pedoman hidup, maupun dalam manhaj. Dan supaya mereka menjauhi sikap berlebih-lebihan dan supaya mereka menghindari hawa nafsu para wali-wali syaitan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
{ فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلاَ تَطْغَوْاْ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ } [ سورة هود :112] .
”Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Huud:112)

0 komentar

MENDULANG FAIDAH DARI HADITS JANGAN MARAH

Laa Taghdab
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya salah seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

أوصنى قال : لا تغضب فردد مراراً قال لا تغضب .رواه البخارى
' Berilah wasiat kepadaku.' Nabi bersabda:'Jangan marah.'Maka beliau mengulang-ulang:'Jangan marah'"(HR. al-Bukhari rahimahullah)

Makna hadits
Sabda beliau:(لا تغضب ) maknanya adalah: jangan engkau realisasikan kemarahanmu, dan larangan tersebut bukan kembali kepada sifat marah itu sendiri, karena sifat marah adalah tabiat manusia dan tidak mungkin bagi manusia untuk untuk menolak sifat itu.
Dalam hadits yang lain:
جاء رجل إلى النبى ( صلى الله عليه وسلم ) فقال : يارسول الله : علمنى علماً يقربنى من الجنة ويبعدنى عن النار قال : لا تغضب ولك الجنة
seorang laki-laki pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata:'Wahai Rasulullah ajarkan kepadaku suatu ilmu yang mendekatkan aku ke Surga dan menjauhkan aku dari Neraka.'Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:'Jangan marah dan bagimu Surga.

0 komentar

WAHAI KAUM MUSLIMIN AJARILAH ANAK KALIAN SHALAT

Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya radhiyallahu 'anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

."مروا أولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع واضربوهم عليها وهم أبناء عشر، وفرقوا بينهم في المضاجع"
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.”(hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang hasan)
Sesungguhnya anak-anak kita adalah amanat yang telah Allah limpahkan kepada kita, dan tentunya kita semua menginginkan mereka menjadi anak yang shalih, dan agar Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan taufiq kepada mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Kita semua adalah teladan bagi anak-anak kita, dan ingatlah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
"إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث .. الحديث " ومنهم ولد صالح يدعو له ..
"Apabila manusia meninggal maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal: dan beliau menyebutkan diantaranya adalah anak shalih yang mendoakannya."
Dari Abu Hurairah ra., Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Apabila seseorang meninggal dunia, maka pahala amalnya akan terputus kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, anak shalih yang mendoakan orang tuanya." (HR. Muslim)
Maka hendaklah yang menjadi tujuan kita adalah keshalihan anak-anak kita.

0 komentar

Valentine Day ????? NO !!! Cinta Coz Allah ???? Yes !!!!!

CINTA YES, VALENTINE NO

Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu menuturkan:

سأل رجل فقال: " متى الساعة؟.- قال: ( وما أعددت لها)؟.- قال: لا شيء، إلا أني أحب الله ورسوله.- فقال: (أنت مع من أحببت). قال أنس: فما فرحنا بشيء فرحنا بقول النبي: أنت مع من أحببت. قال أنس: فأنا أحب النبي وأبا بكر وعمر، وأرجو أن أكون معهم بحبي إياهم، وإن لم أعمل أعمالهم" [البخاري، الأدب، باب علامة الحب في الله دون قول أنس].
"Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:'(wahai Rasulullah) Kapan kiamat?'Beliau menjawab:'Apa yang telah engkau siapkan untuk menyambutnya?' Dia berkata'Tidak ada, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.' Maka beliau bersabda:'Engkau bersama orang yang engkau cintai.' Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:'Maka tidaklah aku bergembira melebihi kegembiraanku karena sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:'Engkau bersama orang yang engkau cintai.' Anas berkata:'Maka aku mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar dan aku berharap bisa bersama mereka karena kecintaanku kepada mereka, walaupun aku tidak beramal seperti amalan mereka.'" (HR.al-Bukhari kitab al-Adab, bab ‘Alamatul Hub fiillah)

0 komentar

Tauhid : Rahasia Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Siapa yang tidak menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat, kita semua tentu menginginkannya. Hanya yang perlu untuk kita pertanyakan bagaimana cara untuk meraih keduanya. Sementara, kita yakini bersama bahwa Islam adalah agama yang ajarannya universal (menyeluruh). Islam satu-satunya agama yang mendapatkan legitimasi (pengakuan) dari Sang Pemiliknya Jalla Sya’nuhu.
Islam adalah agama yang rahmatan lil alamiin. Tidak didapatkan satu ajaranpun dalam Islam yang merugikan para pemeluknya, tidak ditemukan satu prinsip pun dalam Islam yang mencelakakan para penganutnya. Tetapi pada kenyataannya banyak kalangan yang hanya menitikberatkan perhatiannya pada dunia dan bagaimana cara untuk mendapatkannya.
Padahal Allah telah mengingatkan kita dengan firman-Nya, “Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridloannya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Al Hadid: 20).

0 komentar

Do'a, Nilai Sebuah Eksistensi

Negeri Arab khususnya dan dunia pada umumnya sebelum diutusnya Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam dipenuhi dengan kesesatan, penyimpangan, dan kebodohan, terlihat dari semaraknya penyembah batu-batuan dan pohon-pohon, pengingkaran terhadap hari kebangkitan, mempercayai perdukunan, tukang sihir, dan paranormal hingga penyimpangan yang sifatnya kemanusiaan, sosial, dan politik.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki rahmat atas hamba-hambaNya, menolongnya dari kesesatan menuju hidayah, maka Allah mengutus seorang Rasul kepada mereka dari kalangannya sendiri yang mereka telah mengenal akhlaqnya, kejujurannya, serta amanahnya. Allah berfirman,
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Al-Jum’ah: 2).
Awal mula yang diserukan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah seperti halnya Rasul-Rasul lainnya, menyeru untuk memurnikan ibadah kepada Allah ‘azza wajalla dan meninggalkan peribadahan selainNya. Allah berfirman,
“Dan Kami tidak mengurus seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada tuhan yang haq melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (Al- Anbiyaa: 25).

0 komentar

Sikap Seorang Muslim Terhadap Hari Raya Orang-Orang Kafir

Sikap Seorang Muslim Terhadap Hari Raya Orang-Orang Kafir

Penulis :Asy Syaikh Soleh Al Fauzan

Di negeri kaum muslimin tak terkecuali negeri kita ini, momentum hari raya biasanya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh orang-orang kafir (dalam hal ini kaum Nashrani) untuk menggugah bahkan menggugat tenggang rasa atau toleransi –ala mereka- terhadap kaum muslimin. Seiring dengan itu, slogan-slogan manis seperti: menebarkan kasih sayang, kebersamaan ataupun kemanusiaan sengaja mereka suguhkan sehingga sebagian kaum muslimin yang lemah iman dan jiwanya menjadi buta terhadap makar jahat dan kedengkian mereka.
Maskot yang bernama Santa Claus ternyata cukup mewakili “kedigdayaan” mereka untuk meredam militansi kaum muslimin atau paling tidak melupakan prinsip Al Bara’ (permusuhan atau kebencian) kepada mereka. Sebuah prinsip yang pernah diajarkan Allah dan Rasul-Nya .